Rabu, 15 Desember 2010

KEJADIAN LUAR BIASA


KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)/WABAH

Definisi dari Outbreak (KLB) dan Wabah
Outbreak (KLB) adalah peningkatan insidensi kasus yang melebihi ekspektasi normal secara mendadak pada suatu komunitas, di suatu tempat terbatas, misalnya desa, kecamatan, kota, atau institusi yang tertutup (misalnya sekolah, tempat kerja, atau pesantren) pada suatu periode waktu tertentu. (Gerstman. 1998) Hakikatnya outbreak sama dengan epidemi (wabah). Hanya saja pada outbreak biasanya digunakan untuk suatu keadaan epidemik yang terjadi pada populasi dan area geografis yang relatif terbatas. Area terbatas yang merupakan tempat terjadinya outbreak disebut fokus epidemik. (Last. 2001)
Sedangkan definisi wabah berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989 adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas.
Definisi wabah menurut Undang‑undang RI No. 4 Tahun 1984 tentang wabah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
Definisi lain tentang wabah menurut Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman 2004 adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit. (Depkes. 2004)

Kriteria Suatu Kejadian Penyakit Dikatakan Sebagai KLB/Wabah
  1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal di suatu daerah tertentu.
  2. Adanya peningkatan kejadian kesakitan atau kematian dua kali atau lebih dibandingkan jumlah kesakitan atau kematian yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu) bergantung pada jenis penyakitnya.
  3. Adanya peningkatan kejadian kesakitan secara terus menerus selama 3 kurun waktu (jam, hari, minggu) berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
  4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 x bila dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan pada tahun sebelumnya.
  5. Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan 2 x dibandingkan angka rata-rata per bulan dari tahun sebelumnya.
  6. CFR suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukkkan kenaikan 50% atau lebih dibanding CFR periode sebelumnya.
  7. Proporsional Rate penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukkan kenaikan 2 x dibandingkan periode yang sama dan dalam kurun waktu/tahun sebelumnya.
  8. Beberapa penyakit khusus, misalnya : Kholera, DHF/DSS :
a.       Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis).
b.      Terdapat satu/lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu sebelumnya  daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit tersebut.
  1. Beberapa penyakit yang dialami oleh satu atau lebih penderita, akibat adanya :
a.       Keracunan makanan.
Biasanya berupa gejala gangguan pencernaan (gastrointestinal), sesudah memakan makanan yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa makanan sebagai sumber penularan penyakit.
b.      Keracunan pestisida.
Hal ini menunjukkan bahwa pestisida memiliki faktor resiko terbesar sebagai penyebab terjadinya penyakit (gangguan sistem faal tubuh). (Bres P. 1986)

Pengertian dari Herd Immunity
Kekebalan kelompok atau yang dikenal dengan istilah Herd Immunity adalah daya tahan suatu kelompok atau kelompok masyarakat terhadap masuknya dan menyebarnya agen infeksi karena sebagian besar anggota kelompok tersebut memiliki daya tahan terhadap infeksi. Kekebalan kelompok diakibatkan dari menurunnya peluang penularan bibit penyakit dari penderita yang terinfeksi kepada orang sehat yang rentan bila sebagian besar anggota kelompok tersebut kebal terhadap penyakit itu. (Hornby AS. 2003)
Upaya yang dapat Dilakukan agar Fenomena KLB/Wabah dapat Dicegah
Prinsip intervensi untuk menghentikan outbreak sebagai berikut :
(1) Mengeliminasi sumber patogen;
(2) Memblokade proses transmisi;
(3) Mengeliminasi kerentanan. (Greenberg et al., 2005)

Sedang eliminasi sumber patogen mencakup:
(1) Eliminasi atau inaktivasi patogen;
(2) Pengendalian dan pengurangan sumber infeksi (source reduction);
(3) Pengurangan kontak antara penjamu rentan dan orang atau binatang terinfeksi (karantina kontak, isolasi kasus, dan sebagainya);
(4) Perubahan perilaku penjamu dan atau sumber (higiene perorangan, memasak daging dengan benar, dan sebagainya);
(5) Pengobatan kasus. (Aragon et al., 2007)

Blokade proses transmisi mencakup:
(1) Penggunaan peralatan pelindung perseorangan/APD (seperti : masker, kacamata, jas laboratorium, sarung tangan, respirator);
(2) Disinfeksi/sinar ultraviolet;
(3) Pertukaran udara/dilusi;
(4) Penggunaan filter efektif untuk menyaring partikulat udara;
(5) Pengendalian vektor (penyemprotan insektisida nyamuk Anopheles sp, pengasapan nyamuk Aedes aegypti, penggunaan kelambu berinsektisida, larvasida, dan sebagainya). (Gordis, L. 2000)

Eliminasi kerentanan penjamu (host susceptibility) mencakup:
(1) Vaksinasi dan pengobatan (profilaksis, presumtif);
(2) Isolasi orang-orang atau komunitas yang tidak terpapar (“reverse isolation”);
(3) Penjagaan jarak sosial (meliburkan sekolah, membatasi kumpulan massa).
(Giesecke J. 2002)

Referensi
Gerstman, BB. 1998. Epidemiology kept simple: An introduction to classic and modern epidemiology. New York: Wiley-Liss, Inc.
Last, JM. 2001. A dictionary of epidemiology. New York: Oxford University Press, Inc.
Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989.
Undang‑undang RI No. 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular.
DepKes. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1479/MenKes/SK/X/2003, Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular Dan Penyakit Tidak Menular Terpadu. Jakarta: DepKes RI.
Bres P. 1986. Public health action in emergencies caused by epidemics: a practical guide. Geneva: World Health Organization.
Hornby AS. 2003. Oxford advanced Learner’s Dictionary of current English. New York: Oxford University Press.
Greenberg RS, Daniels SR, Flanders WD, Eley JW, Boring JR. 2005. Medical epidemiology. New York: Lange Medical Books/ McGraw-Hill.
Aragón T, Enanoria W, Reingold A. 2007. Conducting an outbreak investigation in 7 steps (or less). Center for Infectious Disease Preparedness, UC Berkeley School of Public Health. http://www.idready.org. Diakses pada 15 Desember 2010.
Gordis, L. 2000. Epidemiology. Philadelphia, PA: WB Saunders Co.
Giesecke J. 2002. Modern infectious disease epidemiology. London: Arnold.



FKM UNDIP



UNDIP